Kamis, 13 November 2008

MUTIARA YANG BERHARGA

MUTIARA YANG BERHARGA

Tokoh character pemain
Musik : Pengiring lagu à Michael (luar)
Eni : Buta sejak lahir à Patricia (dalam)
Ayah : Kejam à Joe (luar)
Ibu : Baik hati à Elisabeth (dalam)
Ria : Suka ngerjain à Inggried (dalam)
Orang lain : pemberi uang à Andry (luar)


Eni (buta) masuk ke dalam ruangan dengan meraba-raba seperti sedang menunggu sesuatu, kemudian ia kembali masuk ke dalam ruangan.

Ibu datang dari pasar dan membawa oleh-oleh berupa cokelat dan baju baru.
Ibu : ”Eni.... Ria..., mama baru pulang, ini ada oleh-oleh buat kalian.”
Ria : ”Hore mama pulang... bawa oleh2 apa ma!!!!”
Ibu : ”adikmu Eni mana Ria!”
Ria : ”Eni lagi... telat melulu ni!! (teriak) Eni... Eni... Eni..... ”
Eni : ”Ya kak...”
Ria : ”Dipanggil sini... buruan!”
Eni : (datang dan meraba2) ” ya.. ya kak!”
Ria : ”Huh.. dasar buta... ”
Ibu : ”sudah sudah, Ria kamu gak boleh begitu. Kamu kan tahu kalau adikmu buta. Kamu harus sabar?”
Ria : (mengernyit) ”iya deh... ! anak mama gitu loh, si buta dari gua hantu hahahahhaha...”
Ibu : ”Ria (membentak!) ... sudah sekarang mama mau membagikan sesuatu buat kalian berdua yaitu ini baju
untuk di pakai di pesta Natal nanti.”
Eni : ”Wah, senangnya!!!” (bertepuk tangan dengan gaya yang lugu)
Ria : ”Hahahahhaah gitu dunk ma, mama yang baik cu!” (mencium mama)
Ibu : ”Ini baju untuk Ria dan yang ini baju untuk Eni (sambil membagikan baju tersebut) dan ini coklat untuk
kalian berdua.”
Ria/Eni : ”Makasih ya ma.. ”
Ibu : ”Hayo kita ke dalam.”
Ria/Eni : ” Yuk ” (mereka masuk ke dalam ruangan)

Ria keluar ruangan
Ria : (mulai dirasuki pikiran yang jahat) ”Aku mau kerjain adik yang buta ah... aku mau tukar permen ini
dengan coklatnya... hem dia kan buta jadi gak tau apa-apa.”
Kemudian Eni keluar dengan meraba-raba, Ria berubah menjadi pura-pura baik
Ria : ”Eni... kamu mau permen gak.. ini permen paaaling enak yang belum pernah engkau cicipi..”
Eni : ”Ya ku mau...”
Ria : ”Tapi kamu harus tukar dengan cokelat itu.”
Eni : ”Ah... enggak aku gak mau.”
Ria : ”Dasar buta... cokelat itu gak seenak permenku. Permenku ini lezaaat sekali, enaaak sekali.”
Eni : ”Ah... pokoknya aku gak mau..”
Ria : ”Bener nih.. aku serius, ini permen cuma satu2nya dik, kalo coklat di warug depan juga ada!.. coba deh
kamu cicip! (memasukkan permen ke mulut Eni)
Ria : ”Enak”
Eni : ”Ehm enak ”
Ria : ”Ni ambil lagi...”
Eni : ”Makasih ya....”
Ria : ”Enak kan!!”
Eni : ” Iya.”
Ria : ”Kalo gitu mana coklat kamu..”
Eni : ”ah aku gak mau kak!!”
Ria : (Menampar) ” Bagaimana sih kamu sudah makan permen aku, pokoknya kamu harus ganti permenku
dengan coklat itu.”
Eni : ”enggak mau... enggak mau (tarik-tarikan) ... aku gak mau.”
Ria : ”iihhhh... dasar curang”
Eni : ”kamu yang curang”
Ria : ”kamu yang curang udah memakan semua permenku”
Eni : ”Ah itu kan bukan karen mau tukar, lagian permen itu gak seenak coklatku”
(Mereka bertengkar, ayah datang kemudian marah)
Ayah : (mabuk sambil membawa botol minuman) Ributtt...ributtt.... apa yang kalian ributkan ha!! (kemudian meneguk minumannya lagi..”
Ria dan Eni terdiam kaku
Ayah : ”Apa... apa yang kalian ributkan, hayo jawab.”
Ria : ”Eni Pa, dia menghabiskan permenku (volume suara sedikit kecil)”
Eni : ”Enggak Pa, kakak yang curang..”
Ria : ”Gak pa, tadi kita janjian mau tukar permenku dengan coklatnya. Tapi setelah ia menghabiskan
permenku, Eni gak mau memberikan coklatnya dan ia merebutnya kembali...”
Eni : ”Enggak Pa, kakak bohong”
Ayah : ”Mana permen itu Eni.” (melotot)
Eni : ”sudah habiz Pa (nada suara ketakutan)



Ayah : (menyentil kepalanya) ”sudah habis tapi gak mau mengalah... ”
”Hei dengar Eni, kamu sudah buta, jangan buat semua orang di rumah ini jadi pusing karena kamu...
ngerti kamu” (membentak)
Eni : ”Iya Pa... tapi...” (gugup)
Ayah : ”Tapi.. tapi... masih bisa bilang tapi... tapi apa? Ha!!!!!”
Ibu : (datang langsung meranggkul 2 anaknya) ”Ada apa ini, kok jadi ribut!!!”
Ayah : ”Bereskan anak ini Ma, jangan ada lagi yang buat keributan di rumah ini ... (meneguk air lagi kemudian pergi)...
Eni : ”Ma maafkan Eni, gara-gara Eni jadi begini, kak ini coklat Eni... Eni capek mau tidur dulu.” (diiringi dengan lagu yang lembut kemudian semuanya terdiam dan meninggalkan ruangan).

Malam menjelang tidur.

Ria : ”Wah... mau ngapain lagi ya sekarang.”
Iblis : ”Hei.. he..he..he.. kamu berhasil membohongi adik kamu... hi hi hi
Coba kamu liat adikmu sedang tidur, curi saja baju barunya dan tukar dengan bajumu yang lama.. ha
Hahahhaha..”
Ria : ”Tapi kalo ketahuan bagaimana ya”...
Iblis : ”Ah itu gampang, dia kan buta... gak bisa lihat ha ha ha ha ha ha... mana mungkin dia tahu hi hi hi
hayolah... ini kesempatan... ha ha ha ha. ”
Ria : ”haha boleh juga, ah sekarang aku mau ke kamar Eni. Akan ku curi bajunya” (Ria meninggalkan ruangan).

Eni masuk dan mulai tertidur
Eni : ”Huaaappp... tidur ah. Grrrkkk... ” (Eni ngorok, diiringi dengan lagu ’Nina Bobo’) aduh kok jadi tidur di
luar, aku haru masuk... )
Ria : (masuk sambil ngintip) ” Hahahaha akan kucuri baju barunya dan aku tukar dengan baju ini (mengangkat
bajunya yang agak buram kemudian meninggalkan ruangan).
Ria : (memasuki ruangan dengan hati yang senang karena sukses sudah menukarkan baju itu) ” Ha.. ha ha ha... senang nya.. baju itu pun telah jadi ku curi ha ha ha ha ha dasar buat kcian deh ha ha ha ..”
Hati merah datang
Hati M : ” Ria... Ria...”
Ria : ”Ha.. Siapa kamu?”
Hati M : ”Aku adalah hati yang baik.”
Ria : ”Ya ada apa hati?”
Hati M : ”Jangan mengambil atau mencuri barang orang lain... itu tidak baik Ria.”
Hati H : ”Hi hi hi hi ... hei jangan terpancing dengan si hati yang baik...Kamu kan suka baju itu... ambil saja baju itu rugi kalo tidak di ambil... hi hi hi hi...”
Hati M : ”Tapi aku menyukai baju ini Hati.” (berbicara dengan hati yang baik).
Hati M : ”Baju itu bukan milikmu..., kasihilah adikmu seperti engkau mengasihi dirimu sendiri. Sekalipun Eni buta tapi dia adalah ciptaan Tuhan yang berharga di mata Tuhan...”
Hati H : ”Udah jangan percaya dengan kata2 si hati yang baik..”
Hati M : ”Jangan mencuri lagi, jangan menyakiti hati adikmu lagi ... taatlah akan firman Tuhan.”
Hati H : ”hi hi hi... sudahlah ambil saja baju itu.. kamu suka kan hahahahahah...”
Ria : ”Baiklah hati aku akan taat akan firman Tuhan..”
Hati H : ”Huh... dasar bego...”
Ria : ”Awas... minggir (Ria pergi meninggalkan ruangan)

Esok pagi (burung berkicau)
(Mereka semua masuk dan bernyanyi, mama membawa kuetar kecil )
Happy birthday to you2x
Happy birthday happy birthday happy birthday to you

(Ayah datang dan mabuk lagi kemudian mengejutkan mereka semua dengan amarah yang meledak-ledak)
Ayah : ”Apa apaan ini ma,... sudah tahu miskin masih sempat2nya ngerayain ulang tahun.. kamu juga buta dan
gak bisa buat apa-apa..”
Ayah : ”Kita ini bangkrut dan miskin, sekarang bingung mau cari kerja apa sekarang.”
(menarik tangan Eni) ikut saya sekarang... Si buta kaya kamu harus bisa cari uang.”
Ibu : ”Pa... jangan dipaksa pa!”
Ria : ”Eni gak bisa apa apa pa..”
Ayah : ”Anak seperti ini harus dimanfaatkan jadi pengemis jalanan. Dia kan cacat, akan banyak orang memberi
uang..”
Ibu : ”Jangan pa ... jangan..”
Ayah : (melepaskan tangan Eni) ”Besok pagi Eni ikut saya cari uang!!!! (ayah langsung pergi dan meneguk birnya)
Eni : ”Ma tidak apalah Eni bantu mencari uang walaupun harus jadi pengemis.”
Ibu : ”Tidak Eni... jangan berkata seperti itu. (Sembari masuk ke dalam ruangan).

Di jalanan
Ayah mengantar Eni di suatu tempat
Ayah : ”Supaya kamu tahu kalau cari uang itu susah, makanya Papa bawa kamu ke sini.”
Eni : ”Mengangguk tapi sedih.”
Ayah : ”Kamu duduk saja di sini, ini pelastik untuk tempat uangnya. Siang papa akan kembali membawa makan
siang”
Eni : ”Pa.. Eni takut sendiri.”




Ayah : ”huh... kamu harus belajar nanti juga jadi berani kok.” (kemudian ayah pergi)
Eni : ”Papa jangan pergi... pa..” (teriak).
Beberapa orang datang dan memberikan uang
Orang pertama : (memasukkan uang)
Eni : ”Terima kasih tante.”
Orang pertama : ”saya om om, bukan tante2..”
Eni : ”Maaf om, saya buta.”
Orang kedua : (membawa lari uangnya dan menggantikan dengan uang lain, lebih baik pakai uang
kertaas) ”ha ha ha ini kesempatan untuk mencuri. Ini uang yang gede buat kamu”
Eni : ”Terima kasih..”

Hari mulai hening dan semua menjadi diam. Yang ada hanya alunan musik.

Hati merah : (datang) ”Eni... Eni... Eni... ”
Eni : ”Ya.. (terkejut) ”
Hati merah : ”Eni... Jangan takut. Kamu sangat berharga di mata Tuhan. Yesus sangat mengasihiMu.”
Eni : ”Yesus, Yesus itu siapa Hati.”
Hati : ”Yesus itu adalah Tuhan. Yesus adalah Bapa yang baik yang tidak akan pernah meninggalkan
kamu. Yesus juga adalah sahabat. INGAT!!! kamu sangat berharga di mata Tuhan Yesus... ”
(kemudian hati menghilang).
Eni : ”Hati... hati... hatiiiiiiii jangan pergi..”
Hati merah : (datang lagi) ”Hem.. suatu kali engkau akan berjumpa denga Yesus Eni... (Hati pergi dan menghilang)

Suasana Hening lagi.
Kemudian ayah datang dengan membawa makanan untuk makan siang
Papa : ”Eni... ini makan siangmu..”
Eni : ”Pa... tadi aku berjumpa dengan Hati dia bilang kalau aku ini SANGAAAAT BERHARGA.”
Ayah : ”Apa.. BERHARGA... Kamu mau tahu harga kamu itu berapa?.”
Eni : ”Gak tahu.”
Ayah : ”Kamu itu seharga 100 rupiah..”
Eni : ”Ha... gak mungkin hati bohong.”
Ayah : ”Kalau kamu bisa melihat, kamu akan tahu setiap kali orang lewat ia akan memberikan kepadamu 100 rupiah setiap hari. Itu tandanya kalau orang menilai bahwa kamu itu seharga Rp.100,- . nasi bungkus ini lebih mahal dari harga kamu...
Eni : ”Kenapa aku terlahir seperti ini Pa...”
Ayah : ”Sudah-sudah jangan dipikirkan lagi. Papa mau pergi dulu” (Papa pergi meninggalkan ruangan).

Tiba2 petir datang dan hujan turun dengan deras
Eni : ”Aw... hujan deras, bagaimana aku pulang ..” (Eni meraba-raba dan pulang)

Pada saat di kamar
Eni : ”Oh rasanya hidup ini tidak ada harganya, cuma seharga 100 rupiah. Lebih baik aku mati saja. Semua tidak ada artinya. (mulai batuk dan menggigil)... uk... uk.. uk... (makin keras batuknya) badanku dingin sekali uk...uk...uk.... (kemudian jatuh pinsan).
Video di nyalan (gambar awan2) diiringi melodi amazing Grace
Tuhan : ”Eni... Eni... Eni.... ”
Eni : ”Siapa ... siapa engkau Tuan?”
Tuhan : ”Aku, Yesus sang Juruslamat. Engkau sangat berharga bagiku.”
Eni : ”Tuhan Yesus..”
Tuhan : ”Sebab Aku ini mengetahui rancangan apa yang ada padaku mengenai kamu, yaitu rancangan damai
sejahtera yang memberikan kepadaMu hari depan yang penuh dengan pengharapan.”
Eni : ”Apa rancangan itu Tuhan?”
Tuhan : ” Rancangan yang indah. Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah didengar oleh telinga
dan tidak pernah timbul di dalam hatimu, semua Aku sediakan bagimu.”
Eni : ”Sekalipun aku buta.”
Tuhan : ”Ya, karena kau berharga di mataKu, anakKu.”
Eni : ”Trimakasih Tuhan, terima kasih Tuhan Yesus... (sambil berdoa melipat tangan kemudian video berhenti)

Musik masuk dan Eni menyanyikan lagu pujian ini.
Kuberharga di mataMu
Dan buatku berarti
Ku buta dan tak melihat
Namun kuberharga

Tak Kau biarkan ku sendiri
Berjalan tanpaMu
Walau buta tak melihat
Kau tuntunku s’lalu

PENGKHOTBAH MENYIMPULKAN






Pengkotbah selesai berkotbah Papa bertobat
(Papa masuk ke panggung dengan penuh penyesalan dan minta ampun kepada Tuhan)
Papa : ”Ya Tuhan.. ampuni aku , sering kali aku melakukan yang jahat terhadap anakku sendiri, aku menyesal aku menyesal… sekarang aku TOBAAAT,

Eni : (keluar)… Papa, papa sedang apa!”
Papa : (mengusap air mata) ”oh tidak, tidak ada apa2 Eni…”
Eni : ”Sepertinya Papa habis menangis”
Papa : ”Maafkan Papa Eni, kalau Papa pernah melukai hatimu. Selama ini Papalah yang buta akan kebenaran. Papa mengasihimu (Papa merangkul Eni) kamu berharga di mata Tuhan dan kamu juga berharga di hati Papa”
Eni : ”(Eni menangis)… Papa, terimakasih telah menerimaku apa adanya”
Papa : ”Maafkan Papa ya Nak..”
Eni : ”Papa, aku sudah memaafkan Papa. Ini semua karena Yesus Pa.
Papa : ”Betul nak, Papa berjanji tidak akan menjadikanmu pengemis lagi Nak, Papa akan menyekolahkanmu supaya kamu menjadi anak yang pintar”
Eni : ”Terima kasih Papa (mereka berangkulan)”

Musik mengiringi mereka.
Ria : (datang dengan girang dan mengagetkan lewat suaranya yang kencang) ”Hai semua Selamat Hari Natal dan tahun baru”
Papa : (Membelai rambutnya) ” Selamat Natal juga Nak.”
Ibu : ”Aduh… ada apa, buat mama kaget..”
Papa : ”Ma.. Ria.. Papa minta maaf kalau selama ini Papa suka mabuk dan menyusahkan kalian semua. Papa sering tidak menghargai kalian, sekaang Papa mau menerima kalian apa adanya”
Ria : ”Aku juga minta maaf Eni, kalau pernah membohongimu..”
Eni : ”Ya, aku sudah memaafkan kalian kok, aku juga minta maaf kalau aku pernah berbuat salah kepadamu”
Ibu : ”Karena Yesus kita semua berharga di mata Tuhan loh..”
Ria : ”Ya, Tuhan tidak melihat seberapa buruk rupa kita, tetapi Dia sangat mengasihi kita.”
Papa : ”Betul Nak, apa pun warnah kulit kita baik hitam maupun putih, miskin dan kaya, kurus dan gemuk. Semua kita berharga di mata Tuhan.”
Mama : ”Entahkah mereka buta, tuli, pincang, bisu... semua berharga di mata Tuhan.”
Eni : ”Ya.. kita adalah MUTIARA MUTIARA YANG BERHAAARGA DI MATA TUHAN..”
Semua : ”betul”

Papa : ”Oh ya Anak-anak, papa baru ingat hari ini kan adalah hari Natal”
Eni : ”Oh, iya...”
Ibu : ”Bagaimana kalau kita merayakan Natal bersama-sama”
Ria : ”Ya... Kau benar”


Semua : ”Hayo kita nyanyi”...

Papa : Slamat Slamat datang Yesus Tuhanku
Yang turun dari surga yang rumah-Mu
Ibu : Slamat Slamat datang mu di dalam dunia
Tuhan jadi sama dengan manusia
Semua: Salam salam

Musik...
Papa : ops... tunggu dulu ada satu lagu lagi yang mau kita nyanyikan...
Semua : Hore.....
Selamat hari Natal
Selamat hari Natal
Selamat hari Natal dan tahun baru

’SELAMAT HARI NATAL DAN TAHUN BARU DA DA.......”


Durasi drama 25-30 menit

Tidak ada komentar: